Senin, 12 Oktober 2009

Cerpen ketiga

Jangan Berhenti Mencintaiku
Oleh : Muktiar Selawati

Selasa, 1 September 2009

Adis mulai paham pada sikapnya sendiri. Malam itu dia bicara bohong pada Tiara. Dia bohong saat bilang lupa pada apa yang namanya sakit hati. Nyatanya? Hatinya sangat sakit.

“Kamu diam terus kenapa, sih?!” gerutu Adis kesal.
“Ra!” wajah itu mendongak refleks menyiratkan semu pias. Tak enak hati atas omongannya yang sempat meninggi. Adis terang saja heran dengan sikap jutek Tiara akhir-akhir ini. Entah kenapa
dengan gadis itu. Sepertinya akhir-akhir ini Tiara sengaja menjauhinya. Sementara itu, Tiara masih dalam kebisuannya.
“Harusnya kamu mengerti, Dis. Aku sudah berkali-kali bilang….”
Adis mulai paham arah pembicaraan Tiara. Seharusnya gadis itu paham akan keadaan dirinya. Adis sudah berkali-kali bilang pada
Tiara, ia akan tetap pada jalannya sendiri. Karena, sejak pertama kali mereka bersama, dia memang sudah seperti itu adanya. Ia tak ingin seorang pun mengubah keadaan dirinya, terlebih Tiara.
“Adis! Sebentar lagi ujian akhir. Kamu butuh belajar agar bisa
masuk universitas yang kamu inginkan. Kalau kamu terus seperti
itu, lebih baik kita akhiri hubungan ini sampai di sini!” getir Tiara dalam ucapannya. Adis terdiam, membuat Tiara jadi tak enak hati.
“Maaf, Dis, aku tidak bermaksud membuatmu sakit hati,” ucap Tiara penuh rasa sesal.
“Sudah lama aku lupa sama yang namanya sakit hati. Sudah terlalu kenyang dengan kata itu hingga aku tak bisa merasakannya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar